expr:id='"post-body-" + data:post.id'>
Jika dikatakan kepada mereka: berimanlah sebagaimana orang-orang itu beriman, mereka mengatakan: "Apakah kami akan beriman sebagaimana orang-orang bodoh itu beriman?" Ketahuilah bahwa sesungguhnya merekalah yang bodoh, namun mereka tak menyadari.
Diantara tanda-tanda dan bukti-bukti nifak, ialah takabbur dan merasa diri sendiri sebagai orang yang paling baik dan menganggap orang lain hina. Mereka merasa diri sendiri sebagai orang yang berakal, pandai dan cerdas, sementara orang-orang yang beriman mereka anggap sebagai orang-orang yang bodoh, dungu dan berpikiran sederhana.
Oleh karena itu, ketika dikatakan kepada mereka: apa sebab kalian memisahkan diri dari barisan dan kelompok masyarakat serta tidak beriman sebagaimana mereka? Dalam menjawab, mereka mencap rakyat yang selalu turut berjuang dan membela agama serta para pemimpin mereka baik di masa suka maupun duka, sebagai orang-orang yang bodoh, sedangkan sikap mendua dan kemunafikan mereka, mereka anggap sebagai kecerdasan dan kepandaian.
Dalam menjawab pernyataan mereka itu, Al-Quran mengatakan, kalian yang menganggap mukminin sebagai orang-orang yang bodoh, justru merupakan orang-orang bodoh yang sesungguhnya. Akan tetapi repotnya ialah ketika kalian tidak menyadari kebodohan kalian sendiri. Sedangkan hal yang lebih buruk dari kebodohan ialah ketidak sadaran akan kebodohan kalian sendiri; yang membuat seseorang merasa memahami segala sesuatu, sedangkan orang lain disangkanya bodoh semua.
Inilah rahasia pokok. Merasa diri lebih pintar. Merasa diri turun derajat kalau mengakui percaya kepada Rasul. Mereka memandang bahwa orang-orang yang telah menyatakan iman kepada Rasulullah itu bukanlah dari golongan orang-orang yang terpandang dalam masyarakat selama ini. Ini gejala penyakit kesombongan dan penyanjungan diri sendiri. Gejala ini berfungsi untuk melestarikan kesalahan iman dan konsep mereka, yaitu dengan menyanjung diri sendiri di atas orang lain. Para penipu memandang rendah sistem-sistem lain. Mereka menganggap para pengikut sistem lain sebagai orang yang bodoh . Padahal, dalam kenyataannya, kaum munafiklah yang bodoh. Jika saja kaum munafik mau menengok sifat fitrahnya, mereka akan mengetahui dengan lebih baik. Namun, mereka telah tersesat dari jalan menuju pengetahuan diri yang mendasar.
Dari ayat tadi terdapat empat poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Penghinaan terhadap orang-orang beriman, merupakan bagian dari
watak orang-orang munafikin yang menganggap diri mereka lebih tinggi
dan lebih baik dari pada orang lain.
2. Terhadap seorang mutakabbir, kita harus bersikap sebagaimana sikap
si mutakbbir itu sendiri. Seseorang yang memandang hina kepada
orang-orang yang beriman juga harus dipandang hina di dalam
masyarakat, agar ia menyadari kesombongan dan keangkuhannya, lalu
meninggalkan sifat tersebut.
3. Sikap menghina dan mengejek adalah perbuatan orang bodoh. Karena
orang yang pandai berbicara selalu berbicara berdasarkan logika. Sedangkan orang
bodoh, berbicara dan bersikap dengan menghina dan meremehkan orang
lain.
4. Allah SWT akan menghinakan munafikin di dunia ini dan membuka
kedok mereka yang buruk di hadapan masyarakat umum.
Semoga Allah SWT menjauhkan kita dari sifat - sifat munafik. Amin…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar